A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia sekarang ini dapat diibaratkan seperti mobil tua yang mesinnya rewel dan sedang melintasi jalur lalu lintas di jalan bebas hambatan. Betapa tidak, pada satu sisi dunia pendidikan di Indonesia saat ini dirundung masalah yang besar dan pada sisi lain tantangan menghadapi milenium ketiga semakin besar. Dari aspek kualitas, pendidikan kita memang sungguh sangat memprihatinkan dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa lain.
Dari segi pengajaran, hasil-hasil pengajaran dan pembelajaran berbagai bidang studi (khususnya bidang studi Sains) di Sekolah Dasar terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak khususnya para siswa. Hal tersebut disebabkan oleh tiga hal. Pertama, proses/hasil kerja lembaga pendidikan tidak cocok/pas dengan kenyataan kehidupan yang diarungi oleh siswa. Kedua, pandangan-pandangan dan temuan-temuan kajian (yang baru) dari berbagai bidang tentang pembelajaran dan pengajaran tidak cocok lagi. Ketiga, berbagai permasalahan dan kenyataan negatif tentang hasil pengajaran dan pembelajaran di sekolah.
Atas dasar itu, tidak mengherankan dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia muncul berbagai falsafah dan metodologi pembelajaran yang dipandang baru meskipun sebenarnya sudah ada sebelumnya. Beberapa di antaranya adalah pembelajaran konstruktivis, pembelajaran kooperatif, pembelajaran terpadu, pembelajaran aktif, pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning, CTL), pembelajaran berbasis projek (project based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran interaksi dinamis, dan pembelajaran kuantum (quantum learning).
Dibandingkan dengan falsafah dan metodologi pembelajaran lainnya, falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum yang disebut terakhir tampak relatif lebih populer dan lebih banyak disambut gembira oleh pelbagai kalangan di Indonesia melalui seminar, pelatihan, dan penerapan tentangnya. Walaupun demikian, masih banyak pihak yang mengenali pembelajaran kuantum secara terbatas – terutama terbatas pada bangun (konstruks) utamanya. Segi-segi kesejarahan, akar pandangan, dan keterbatasannya belum banyak dibahas orang. Ini berakibat belum dikenalinya pembelajaran kuantum secara utuh dan lengkap.
Model Pembelajaran Quantum Teaching
1. Sejarah Munculnya
Model pembelajaran Quantum Teaching muncul di Super Comp, sebuah program percepatan Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum. Learning Forum adalah sebuah perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (De Porter, 1992). Selama dua belas hari (menginap), siswa-siswa mulai usia 9 tahun sampai 24 tahun memperoleh kiat-kiat yang membantu mereka dalam mencatat, menghafal, membaca cepat, menulis, berkreatifitas, berkomunikasi dan membina hubungan serta kiat-kiat yang meningkatkan kemampuan mereka menguasai hal-hal dalam kehidupan. Hasilnya menunjukkan bahwa murid-murid yang mengikuti Super Comp mendapatkan nilai yang lebih baik, lebih banyak berpartisipasi, dan lebih bangga akan diri mereka sendiri (Vos Groenendal).
2. Asas Utama Metologi Quantun Teaching
Quantun Teaching bersandar pada konsep ini; “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Artinya bahwa pentingnya bagi seorang guru memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Alasannya adalah karena tindakan ini akan memberikan ijin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan siswa menuju kesabaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Caranya, dengan mengaitkan apa yang guru ajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, social, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan ini terbentuk, guru dapat membawa mereka kedalam dunianya serta memberi pemahaman akan isi dunia itu. Sehingga siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunianya dan mnerapkannya pada situasi baru.
3. Prinsip-prinsip Quantun Teaching
Quantun Teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap;
Segalanya berbicara Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, kertas yang guru bagikan hingga rancangan pelajaran, semua mengirim pesan tentang pelajaran.
Segalanya bertujuan Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar paling efektif terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Akui setiap usaha Setiap mengambil langkah, siswa patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
C. Efektifitas Quantum Teaching Dalam Pembelajaran
Quantun Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar. Cara-cara belajar dalam Quantun Teaching dapat meningkatkan;
Partisipasi dengan menggubah (mengorkestrasi) keadaan
Motivasi dan minat dengan menerapkan kerangka rancangan (TANDUR)
Rasa kebersamaan dengan menggunakan delapan kunci keunggulan
Daya ingat dengan menggunakan SLIM-n-BILL
Daya dengan anak didik anda dengan mengikuti prinsip-prinsip komunikasi ampuh
Kehalusan transisi dengan MPT
Masih banyak strategi lain yang akan dapat menempatkan guru dan siswa pada jalur cepat dan semua itu menuju kesuksesan belajar. Prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek Quantun Teaching yang dianggap sebagai struktur chord dasar dan simponi belajar, sekaligus menjadi infrastruktur bagi model pembelajaran guru.
D. Kesimpulan
Dari uraian tentang Quantun Teaching diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut;
Dalam pembelajaran Quantun Teaching akan dikenalkan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah.
Dalam Quantun Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Dengan penciptaan lingkungan kelas yang menyenangkan, siswa akan memperoleh suatu penguat (reinforcer) dan akan mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
Dalam pembelajaran Quantun Teaching, murid akan lebih banyak berpartisipasi dan merasa lebih bangga akan diri mereka sendiri. Penerapan pembelajaran Quantun Teaching akan menjadikan interaksi-interaksi yang menggubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka dan orang lain.
Model pembelajaran Quantun Teaching akan menyingkirkan hambatan-hambatan yang menghalangi proses belajar dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, dan mengembalikan proses belajar ke keadaan mudah dan alami. Di dalam Quantun Teaching, proses belajar siswa dimulai/beranjak dari informasi atau sesuatu yang telah ada atau diketahui siswa sebelum mereka memperoleh nama untuk apa mereka peajari.
E. Penutup
Proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana kita menggubah lingkungan, presentasi dan system pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam linkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Asas utama Quantum Teaching bersandar pada konsep; Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Artinya bahwa pentingnya seorang guru untuk masuk ke dunia siswa sebagai langkah pertama dalam proses pembelajaran.
Penulis merasa yakin bahwa landasan teori metode ini sangat cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di SD. Lingkungan yang mendukung dan proses pembelejaran yang menyenangkan dan menggairahkan dapat menciptakan serta meningkatkan motivasi siswa SD untuk belajar. Sehingga keluhan-keluhan seperti bosan, jenuh, kurang bergairah dan tidak menarik yang selama ini sering didengungkan dari siswa dalam proses pembelajaran di sekolah dapat teratasi melalui metode ini. Semoga bermanfaat…
* * *
Daftar Sumber:
Abror, A.R. 1989. Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
Akbar, Reni dan Hawadi. 2001. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Grasindo
De Porter, B. Reardon, M. Dan Siregar, N.S. 2000. Quantum Teaching. Bandung: Penerbit Kaifa
De Porter, Micke hernaki. 1992. Quantum Learning. Bandung: Penerbit
KaifaSlamento. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Oleh: Ferdy H. Pantar
http://sarkomkar.blogspot.com/2009/02/model-pembelajaran-quantum-teaching.html
0 comments:
Post a Comment