This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Sunday, April 29, 2012
SISTEM PENDIDIKAN DI SWEDIA
April 29, 2012
1 comment
Swedia yang terletak di jantung wilayah Scandinavia memiliki ciri dan paradigma yang unik antara industry led economy di satu sisi dan welfare state di sisi yang lain. Sebagai negara yang didorong oleh kemajuan industri, Swedia mengandalkan inovasi danresearch and development sebagai ujung tombak dari rangkaian roda perekonomiannya. Hal ini tercermin dari majunya sektor telekomunikasi dan Information and Communication Technology (ICT), otomotif, energi (yang menekankan pada sustainability) dan perdagangan. Di sisi lain, peran pemerintah masih sangat dominan dalam menciptakanwelfare state, yaitu suatu kondisi ketika penerimaan pajak yang memadai membuat pelayanan dasar seperti transportasi publik, pendidikan dan kesehatan lebih terjangkau, mudah diakses dan saling terintegrasi sehingga kualitasnya punsangat baik dan dapat diandalkan.
Selain itu, Swedia juga merupakan negara yang sangat berhasil dalam pencapaian kualitas hidup manusia, persamaan hak antara laki dan perempuan, rendahnya angka diskriminasi ras, serta penerapan hukum yang tegas dan sama rata.Hal ini ditunjukkan dengan tingginya angka Human Development Index (HDI) (peringkat ke-7 dari 182 negara pada tahun 2009). Swedia juga termasuk negara dengan kualitas pemerintahan yang sangat bagus terlihat dari rendahnya tingkat korupsi berdasarkan laporanThe Transperancy International serta tingginya level E-government readiness index. Oleh karena itu, sebagai sebuah sistem, Swedia merupakan negara yang patut menjadi benchmark terutama bagi negara-negara lain termasuk Indonesia.
Selain itu, daya tarik (pull factors) pendidikan di Swedia semakin meningkat, karena (sampai dengan 2011), Swedia masih memberlakukan free education system bagi para mahasiswanya. Artinya, seluruh biaya pendidikan diselenggarakan dengan gratis (beberapa pos pengeluaran mahasiswa umumnya akan berkaitan dengan pembelian diktat dan penyediaan buku-buku). Pola pendidikan yang umumnya memiliki keterkaitan kuat antara industri-universitas pun membuat output pendidikan Swedia kompeten di sektor industri dan usaha.
Sistem perkuliahan di Swedia memberikan kesempatan yang sangat luas dan setara kepada semua mahasiswa apa pun kebangsaannya. Hal ini berbeda dengan beberapa negara lain yang mengkhususkan beberapa kelas hanya untuk mahasiswa asal negara yang bersangkutan (program internasional).
II. SISTEM PENDIDIKAN
Salah satu sistem pendidikan di Swedia yang dapat diterapkan di Indonesia pada tingkat pendidikan menengah adalah'yrkesutbildning' atau 'vocational education'. Swedia memiliki 'yrkesutbildning' pada tingkat 'gymnasiet' atau sekolah menengah, dan dilanjutkan ke tingkat 'yrkeshögskolan'. Tujuan dari pendidikan ini adalah mempersiapkan tenaga kerja terampil siap kerja untuk level operasional dan administrasi.
Indonesia pun sebenarnya telah menerapkan sistem pendidikan yang sama, antara lain sekolah menengah kejuruan (SMK) dan program pendidikan diploma satu, dua, dan tiga (D1, D2, D3). Namun,pelajar Indonesia kurang menaruh minat karena minimnya gaji yang didapat oleh lulusan program pendidikan ini jika dibandingkan dengan lulusan sarjana. Pemerintah maupun lembaga penyelenggara pendidikan juga seringkali menganaktirikan 'vocational education' dengan minimnya alokasi dana untuk program pendidikan ini. Faktor lain yang menyebabkan 'vocational education'kurang berkembang di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat bahwa semakin banyak lulusan yang berperan serta langsung di sektor industri akan turut pula mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
Secara umum, pada tingkat pendidikan tinggi, terdapat dua jalur pendidikan yang bisa ditempuh di Swedia, yaitu Universitet dan Högskolan. Berbeda dengan Högskolan yang lebih menjurus ke bidang tertentu(di Indonesia dikenal dengan Sekolah Tinggi/Institut), seperti teknik (Tekniska Högskola)danekonomi (Handelshögskola), Universitet memiliki cakupan yang lebih luas dan melingkupi beberapa disiplin ilmu. Dalam perkembangannya, sebuah Högskolan bisa memperluas kompetensi ilmiahnya dan bermetamorfosis menjadi Universitet.
Namun, tidak semua Tekniska Högskola memiliki pola administrasi yang sama. Misalnya, LTH (Lund Tekniska Högskola) masih berdiri di bawah Lund Universitet. Artinya, fakultas engineernya dijalankan di bawah LTH yang memiliki administrasi sendiri, tetapi masih berkoordinasi dengan Lund Universitet.
Setelah seorang siswa menamatkan pendidikan di Gymnasiet (setingkat Sekolah Menengah Umum (SMU)), dengan mengikutiBologna process yaitu SMU+3 (180 ETCS), maka siswa tersebut akan diberikan kesempatan untuk meneruskan pendidikan tiga tahun di bangku universitas dan kemudian bisa langsung masuk ke dunia kerja (setingkat bachelor degree/S1). Opsi kedua adalah lulus dari pendidikan tingkatan bachelor dan menambah dua tahun masa studi untuk mendapatkan gelar master (S2).Untuk jurusan teknik, misalnya, setelah menyelesaikan lima tahun kuliah, mahasiswa akan mendapatkan gelar “Civilingenjör”. Gelar tersebut masih diberikan meskipun Swedia sudah mengadopsi sistem Bologna. Hal ini sepertinya hanya diaplikasikan secara internal di Swedia untuk masa transisi dan tidak berpengaruh terhadap mahasiswa asing.
Sementara itu,pendidikan S3 dijalankan dengan dua jalur penerimaan.Vacancy PhD adalah jalur untuk merekrut mahasiswa berdasarkan kebutuhan universitas akan penelitian yang sedang dijalankan dan industrial PhD adalah jalur untuk mahasiswa yang memenuhi kebutuhan pendanaan secara mandiri. Dengan sistem employment, seorang PhD student tidak perlu membayar biaya studi/penelitian apa pun selama menjalani pendidikan. Mereka justru akan mendapatkan standar gaji yang ditetapkan bersama dengan Labor Union. Standar gaji tersebut akan cenderung meningkat seiring dengan terselesaikannya masa pendidikan doktoral yang diambil. Sebagai contoh, seorang mahasiswa PhD tingkat awal yang mendapatkan 18.000 SEK akan mendapatkan kenaikan gaji sebesar 24.000 SEK setelah level licentiate dan akan menjadi 30.000 SEK setelah lulus S3 dan melanjutkan jenjang post doctoral. (1 SEK=0.1 EUR)\
Di Swedia juga terdapat licenciate degree yang dapat ditempuh seorang mahasiswa Master dengan menambah dua tahun masa studi. Bagi sektor industri Swedia, gelar setengah PhD ini cukup efektif untuk mempercepat laju kemajuan karier.
Uniknya, kurikulum yang diadopsi oleh beberapa universitas di Swedia tidak bersifat baku. Mahasiswa dapat memilih dengan bebas mata kuliah yang diinginkan asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan universitas. Secara umum, mata kuliah yang ditawarkan terdiri atas empat level, yakni level A, B, C, dan D. Level A dan B tergolong dalam basic level, sedangkan C dan D tergolong advanced level yang dikhususkan bagi mahasiswa yang ingin mendalami mata kuliah tertentu.
Masa studi hampir semua program master internasional berdurasi dua tahun. Namun, beberapa universitas, seperti Lund University dan Dalarna University, memiliki pilihan program master satu tahun (60 credits) atau dua tahun (120 credits) untuk gelar yang sama, terutama untuk bidang non science engineering.
Beberapa universitas di Indonesia juga melakukan kerja sama U2U (university to university) dengan universitas-universitas di Swedia. Misalnya, master program - exchange di Karlstad University bisa ditempuh dalam waktu satu tahun.Demikian juga program kerja sama antara UGM dan Chalmers untuk beberapa program di bidang Teknik Kimia.
III. SISTEM UJIAN DAN PENILAIAN
Sebagaimana mayoritas negara Eropa yang lain, sistem ujian instutusi pendidikan di Swedia hanya dilakukan satu kali, yaitu final exam (dengan beberapa assignment, paper atau project report di dalamnya). Namun, terdapat berbagai variasi tergantung dari disiplin ilmu dan universitas. Beberapa mata kuliah hanya menekankan pada paper dan project report, sementara beberapa disiplin ilmu juga menerapkan ujian oral kepada mahasiswanya.
Sistem nilai akreditasi di Indonesia
Perbandingan sistem penilaian ECTS, Swedia, dan Indonesia/Amerika dapat dilihat di attachment.
Adanya rencana untuk mengadopsi sepenuhnya Bologna Process akan menyebabkan sistem penilaian di Swedia mentransfer atau mengubah semua nilai ke dalam angka atau huruf, kecuali untuk tesis/internship/lab yang biasanya hanya berupa pass atau fail(P/F). Perubahan ini ditujukan untuk mempermudah transfer kredit antara universitas-universitas di Eropa. Tetapi, masih terdapat beberapa perbedaan yang membuat Swedia tidak dapat sepenuhnya mengadopsi sistem distribusi nilai dari Bologna, sehingga Swedia memiliki kriteria sendiri yang diumumkan di awal kuliah mengenai syarat minimum untuk mendapatkan nilai tertentu. Dengan demikian, mahasiswa akan mengetahui secara persis apa yang harus dipersiapkan untuk mendapatkan kriteria kelulusan yang mereka inginkan.
Sistem pendidikan di Swedia umumnya berdasarkan periode (1 periode= 8 minggu). Hal ini berbeda dengan sistem semester yang lazimnya ditemukan di Indonesia. Sistem ujian dilakukan satu kali di setiap akhir periode. Jika mahasiswa gagal dalam ujian tersebut, masih terdapat kesempatan untuk re-exam yang bisa diambil hingga tiga kali.
IV. KEHIDUPAN KAMPUS
1. Dokumen formal
Untuk bisa diterima ke dalam jenjang pendidikan di Swedia, calon mahasiswa harus memenuhi berbagai persyaratan (ijazah, sertifikat bahasa Inggris, motivation letter, dsb) yang ditujukan ke suatu sistem penerimaan terintegrasi yang disebut denganStudera (www.studera.nu). Setelah mahasiswa dinyatakan diterima, maka yang bersangkutan harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan kedutaaan Swedia untuk mendapatkan visa studi di Swedia. Segera setelah sampai di Swedia, mahasiswa melakukan pendaftaran ke kantor pajak setempat (Skateverkert) untuk mendapatkan personnummer. Dengan personnummer (person number) tersebut, mahasiswa mendapatkan hak-hak yang hampir sama dengan permanent resident di Swedia seperti akses terhadap fasilitas pendidikan, kesehatan, perpustakaan, dan sebagainya.
Setelah mahasiswa masuk ke dalam sistem pendidikan, maka setiap mahasiswa memiliki kewajiban untuk membayar biaya keanggotaan student union dan mendapatkan kartu mahasiswa. Pembayaran umumnya dilakukan setahun dua kali. Kartu mahasiswa ini sangat penting karena biasanya otoritas pendidikan mengharuskan mahasiswa membawa kartu tersebut saat ujian. Kartu tersebut juga sangat bermanfaat karena dapat digunakan sebagai kartu diskon untuk berbagai jenis pembelian, misalnya McDonald, 7-Eleven, paket-paket Microsoft, SAS, SJ (kereta api di Swedia), Vasttrafik, dan sebagainya. Lebih lanjut tentang admission ada di sini
2. Biaya hidup
Di negara tujuan studi mana pun, termasuk Swedia, besar kecilnya biaya hidup bulanan tergantung dari gaya hidup dan aktifitas-aktifitas lain di luar kegiatan pendidikan di universitas. Kebutuhan bulanan mahasiswa Indonesia secara rata-rata adalah sebagai berikut:
(SEK)
- -Akomodasi (apartemen/corridor room) 2.500-4.000
- -Makanan 2.000-3.000
- -Transportasi 400-500
- -Lain-lain (buku, fotokopi) 500-1.000
Kurs 1 SEK = Rp 1250
Dengan demikian, biaya kebutuhan bulanan mahasiswa berkisar antara 5.500-8.500 SEK yang tentunya sangat tergantung dari aktifitas dan gaya hidup dari mahasiswa. Lebih lanjut tentang keuangan ada di sini
3. Akomodasi
Berbeda beberapa negara lain yang menyediakan asrama khusus untuk mahasiswa, secara umum akomodasi di Swedia merupakan kebutuhan yang cukup sulit didapatkan. Meskipun terdapat penyedia apartemen khusus mahasiswa, seperti SGSstudentbostader, secara umum mahasiswa harus mendaftar ke penyedia apartemen/flat selayaknya penduduk setempat dengan tingkat persaingan yang sangat ketat (boplats, familijebostader, dan sebagainya). Setiap awal tahun ajaran baru, berita mengenaiexcess demand apartemen merupakan hal yang selalu terulang. Pada tahun 2008, pemerintah setempat bahkan sampai menghimbau masyarakat yang memiliki extra room di rumah masing-masing untuk bisa menampung mahasiswa, khususnyainternational student.
Beberapa penyedia akomodasi yang ada di Swedia seperti :
Karslad : Krebo (www.krebo.se) dan Stub (www.stub.se). Lebih lanjut tentang akomodasi ada di sini
4. Makanan
Harga makanan di kantin mahasiswa atau di food stall di sekitar kampus berkisar 25-50 SEK (Rp 30-75 ribu). Jenis makanan tersebut meliputi bagguet, pasta, salad, sandwich, dan lain-lain. Dengan harga yang relatif mahal tersebut, sebagian mahasiswa Indonesia umumnya memenuhi kebutuhan makanan dengan memasak sendiri.
5. Fasilitas Olahraga
Umumnya fasilitas olahraga dapat ditemukan di kampus atau di daerah apartemen yang dikelola khusus untuk mahasiswa (SGS). Sebagai anggota dari Student Union, mahasiswa memiliki akses terhadap sarana olahraga yang tersedia di kampus, misalnya hall, kolam renang, lapangan bulu tangkis, dan sebagainya.
6. Transportasi
Transportasi publik di Swedia umumnya diselenggarakan dengan sistem terpadu. Dengan memiliki satu kartu tertentu, maka pemilik kartu dapat menggunakan seluruh jenis transportasi yang ada, misalnya SL di Stockholm dan Vasttraffik di Gothenburg. Sistem pembayaran bisa dilakukan secara retail maupun paket. Pembayaran retail dilakukan setiap melakukan satu kali perjalanan, baik dengan kartu maupun sms, sementara pembayaran paket biasanya dilakukan per bulanan, 6 bulanan atau tahunan dengan harga yang berbeda untuk mahasiswa dan orang dewasa. Jenis transportasi yang tersedia meliputi trem, bus dan feri. Sepanjang perjalanan masih dilakukan dalam region yang sama, maka penumpang tidak perlu membayar biaya tambahan. Di kota-kota tertentu, sarana transportasi mahasiswa yang banyak dipakai adalah sepeda. Lebih lanjut tentang transportasi public ada di sini
7. Kerja sambilan
Keinginan mahasiswa untuk bekerja sambilan bukanlah hal yang mudah dilakukan di Swedia. Hal ini bukan hanya dipicu oleh beban kuliah yang berat, tetapi juga krisis global yang imbasnya masih terasa sampai saat ini, serta sebagian pekerjaan semi-formal yang menuntut kemampuan bahasa Swedia. Namun, beberapa jenis pekerjaan yang memungkinkan mahasiswa terlibat di dalamnya adalah pengantar koran, pengantar reklame atau pelayandi restoran. Lebih lanjut tentang kerja sambilan ada di sini
Sitem Pendidikan singapura
April 29, 2012
No comments
Sistem pendidikan Singapura didasarkan pada pemikiran bahwa setiap siswa memiliki bakat dan minat yang unik. Singapura memakai pendekatan yang fleksibel untuk membantu perkembangan potensi para siswa.
Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan pra sekolah diselenggarakan oleh Taman kanak-kanak dan pusat perawatan anak, terdiri dari program tiga tahun untuk anak usia 3 hingga 6 tahun. Terdaftar pada menteri pendidikan, Taman kanak-kanak di Singapura dilaksanakan oleh yayasan masyarakat, perkumpulan keagamaan, organisasi sosial dan bisnis. Pusat perawatan anak mendapat ijin dari Menteri Pengembangan Masyarakat dan olah raga.
Kebanyakan dari Taman kanak-kanak menyelenggarakan dua sesi sehari dengan tiap sesi pelatihan dari 2, 5 sampai 4 jam, 5-hari setiap minggunya. Pada umumnya kurikulum termasuk program berbahasa Inggris dan bahasa asing dengan pengecualian terhadap sistem luar negeri yaitu pada sekolah Internasional yang menawarkan program Taman kanak-kanak bagi anak-anak ekspatriat. Periode pendaftaran bagi setiap Taman kanak-kanak dan pusat perawatan berbeda-beda. Kebanyakan dari pusat perawatan anak menerima siswa dari negara manapun sepanjang tahun selama masih ada ketersediaan tempat. Silahkan menghubungi Taman kanak-kanak tersebut secara langsung untuk informasi mengenai pendaftaran, kurikulum dan lainnya.
Sekolah Dasar
Seorang anak di Singapura menjalani pendidikan dasar selama 6 tahun, terdiri dari empat tahun tahap dasar pertama yaitu Sekolah Dasar kelas 1 sampai 4 dan tahap orientasi tahun ke dua yaitu Sekolah Dasar kelas 5 sampai 6.
Pada tahap dasar, kurikulum inti terdiri dari pengajaran Bahasa Inggris, Bahasa daerah dan matematika, dengan mata pelajaran tambahan seperti musik, kesenian dan kerajinan tangan, pendidikan fisik dan pembelajaran sosial. Ilmu pengetahuan sudah diajarkan sejak kelas 3 Sekolah Dasar.
Untuk memaksimalkan potensi mereka, siswa diarahkan menurut kemampuan belajar mereka sebelum menguasai tahap orientasi. Pada akhir kelas 6 SD, siswa mengikuti Ujian Kelulusan Sekolah Dasar (Primary School Leaving Examination). Kurikulum Sekolah Dasar di Singapura telah digunakan sebagai model internasional, khususnya metode pengajaran matematika. Siswa asing dari negara manapun diterima di Sekolah Dasar menurut ketersediaan lowongan tempat.
Sekolah Lanjutan
Sekolah Lanjutan di Singapura terdiri dari sekolah dengan Dana Pemerintah, bantuan Pemerintah atau biaya sendiri. Para siswa melaksanakan pendidikan lanjutan selama 4 atau 5 tahun melalui program spesial, cepat ataupun normal. Program spesial dan cepat mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE ‘O’ (Singapore-Cambridge General Certificate of Education ‘Ordinary’) pada tingkat empat. Siswa pada program normal dapat memilih jurusan akademik atau teknik, yang keduanya mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE ‘N’ (Singapore-Cambridge General Certificate of Education ‘Normal’) pada tingkat empat dan jika hasilnya memuaskan, maka siswa akan mengikuti ujian GCE ‘O’ pada tingkat lima.
Sekolah Lanjutan di Singapura terdiri dari sekolah dengan Dana Pemerintah, bantuan Pemerintah atau biaya sendiri. Para siswa melaksanakan pendidikan lanjutan selama 4 atau 5 tahun melalui program spesial, cepat ataupun normal. Program spesial dan cepat mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE ‘O’ (Singapore-Cambridge General Certificate of Education ‘Ordinary’) pada tingkat empat. Siswa pada program normal dapat memilih jurusan akademik atau teknik, yang keduanya mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE ‘N’ (Singapore-Cambridge General Certificate of Education ‘Normal’) pada tingkat empat dan jika hasilnya memuaskan, maka siswa akan mengikuti ujian GCE ‘O’ pada tingkat lima.
Kurikulum pendidikan lanjutan mencakup Bahasa Inggris, Bahasa daerah, Matematika, Ilmu Pengetahuan dan kemanusiaan. Pada tingkat lanjutan ke-3, siswa dapat memilih pilihan mereka sendiri tergantung apakah mereka di jurusan Seni, Ilmu Pengetahuan, Perniagaan atau teknik terapan.
Kurikulum pada Sekolah Lanjutan di Singapura dikenal di seluruh dunia atas kemampuannya untuk mengembangkan siswa melalui pemikiran yang kritis dan keterampilan intelektual. Siswa asing dari negara manapun diterima di Sekolah Lanjutan menurut ketersediaan lowongan tempat.
Dua institusi akademik swasta di Singapura juga menawarkan kepada siswa internasional pilihan kesempatan yang unik untuk meneruskan pendidikan dasar, lanjutan dan pendidikan akhir mereka. San Yu Adventist School yang dikelola oleh Seventh-day Adventist Mission (Singapura), menawarkan program mulai dari pendidikan dasar, pendidikan lanjutan dan pendidikan akhir bagi para siswa dengan budaya dan warga negara yang berbeda. St.Francis Methodist School yang merupakan anggota dari kelompok sekolah-sekolah metodist di Singapura, menawarkan pendidikan lanjutan dan akhir bagi para siswa lokal maupun internasional. Kedua sekolah tersebut terdaftar pada Menteri Pendidikan dan menawarkan kepada para siswa mereka kurikulum akademik yang fleksibel, berwawasan luas dan tepat. Sekolah-sekolah ini membanggakan diri mereka karena memiliki program yang melebihi persyaratan akademik biasanya, menggabungkan elemen- elemen pembelajaran yang kreatif ke dalam kurikulum reguler mereka.
Akademi / Pra-Universitas
Setelah menyelesaikan ujian tingkat GCE ‘O’, para siswa diperbolehkan mendaftar untuk mengikuti program akademi selama dua tahun masa pelajaran pada pra-universitas atau institut terpadu selama tiga tahun masa pelajaran pada pra-universitas, yang keduanya merupakan dasar untuk masuk ke universitas. Kurikulum terdiri dari dua mata kuliah wajib, yaitu General Paper dan Mother Tongue, dan maksimum empat subyek Singapore-Cambridge General Certificate of Education ‘Advanced’ (GCE ‘A’) dari tingkat seni, ilmu pengetahuan dan pelajaran tentang perniagaan. Di akhir masa pelajaran pada pra universitas siswa mengikuti ujian tingkat GCE ‘A’.
Siswa asing dari negara manapun diterima di akademi dan pra-universitas menurut ketersediaan lowongan tempat.
Politeknik
Sekolah teknik didirikan di Singapura untuk menawarkan kepada para siswa tentang pelajaran melalui practice-oriented pada level diploma. Setidaknya ada 5 politeknik di Singapura:
|
Mereka menawarkan ruang lingkup yang luas dari rangkaian pelajaran seperti Keahlian Teknik, pelajaran tentang Bisnis, Komunikasi Massa, Desain dan info-komunikasi. Mata pelajaran spesialisasi seperti Optometri, Teknik Kelautan, Studi Kelautan, Perawat, Pendidikan Awal pada anak dan Perfilman juga tersedia bagi mereka yang ingin berlatih di jalur karir tertentu.
Lulusan-lulusan politeknik telah membuktikan diri dengan menjadi tenaga kerja yang populer ketika mereka bergabung dalam dunia kerja yang dilengkapi dengan keterampilan dan pengalaman yang terkait pada bidang ekonomi baru.
Institut Pendidikan Teknik
Institut Pendidikan Teknik (ITE) merupakan alternatif pilihan setelah melewati tingkat lanjutan bagi mereka yang memilih untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan teknik dalam berbagai sektor industri. Disamping menyediakan program-program bimbingan dan pelatihan kelembagaan secara full-time untuk lulusan sekolah lanjutan, ITE juga menyediakan program-program pendidikan berkelanjutan bagi mereka yang bekerja.
Universitas Tiga universitas lokal di Singapura: |
Universitas lokal tersebut diatas membentuk lulusan yang hebat dengan gelar kesarjanaan yang dikenal secara internasional. Kesempatan untuk melakukan penelitian ilmiah dan beasiswa juga tersedia untuk para siswa lanjutan tingkat akhir.
Sejak berdiri pada tahun 1905, NUS telah berkembang menjadi universitas yang mempunyai cakupan luas dengan menawarkan pelatihan tentang berbagai disiplin ilmu seperti Ilmu pengetahuan, keahlian tehnik terapan, teknologi, hukum, seni dan pengetahuan sosial dan pengobatan.
NTU didirikan pada tahun 1981 dengan menyediakan banyak fasilitas untuk melaksanakan pendidikan tingkat 3 dan melakukan penelitian dalam keahlian tehnik dan teknologi. NTU telah tergabung dengan National Institute of Education (NIE)– fakultas keguruan – dan berkembang mencakup kegiatan pembukuan, bisnis dan ilmu komunikasi.
Universitas Internasional di Singapura
Universitas Internasional di Singapura
Selain dari universitas-universitas lokal, banyak juga universitas-universitas asing terkemuka yang telah hadir di Singapura. Universitas-universitas ini ada yang mendirikan kampusnya sendiri (institusi untuk pendidikan lanjutan) atau mempunyai program gabungan/kolaborasi dengan universitas lokal (kerja sama lokal).
Institusi Internasional Terkemuka dengan Kampusnya di Singapura
- INSEAD
- University of Chicago Graduate School of Business – Duke
- SP Jain Centre of Management
- ESSEC
- Digipen Institute of TechnologyUniversity of Nevada, Las Vegas (UNLV)
- New York University Tisch School of the Arts Asia
Universitas Internasional Terkemuka yang Berkolaborasi dengan Universitas-Universitas Lokal Singapura
- Johns Hopkins
- Georgia Institute of Technology
- Massachusetts Institute of Technology (MIT)
- The Wharton School of the University of Pennsylvania
- Design Technology Institute
- German Institute of Science & Technology
- Shanghai Jiao Tong University
- Stanford University
- Waseda University
- Indian Institute of Technology, Bombay
- New York University School of Law
- Cornell University
Selain itu, universitas-universitas lokal kami, National University of Singapore dan Nanyang Technological University juga mempunyai program kerja sama dengan lebih dari 16 institusi lainnya di seluruh dunia. Ini termasuk: University of St. Gallen (Swiss), Beijing University for Chinese Medicine, ESIEE (Perancis), Australian National University, University of Melbourne (Australia), University of Illinois Urbana-Champaign (AS), UCLA Anderson School of Management (AS), Ecole Supérieure d’Electricité (Supelec) (Perancis), Peking University (Cina), Karolinska Institutet (Swedia), University of Basel (Swiss), Technical University of Denmark, King’s College London, Tsinghua University (Cina), Université Pierre Et Marie Curie, Université Paris Sud dan French Grandes Écoles.
Terdapat juga institusi-institusi khusus asing di Singapura, yang telah mendirikan kampusnya di sini atau bekerja sama dengan politeknik-politeknik lokal. Program ini memungkinkan siswa-siswa politeknik untuk mendapatkan gelar yang berkaitan dengan mata pelajaran yang telah mereka ambil setelah mereka menyelesaikan diploma mereka di politeknik.
Sekolah Swasta
Di Singapura, sekolah-sekolah swasta turut menawarkan berbagai jenis program, menambah lengkapnya keanekaragaman dunia pendidikan di negeri ini. Terdapat sekitar 300 sekolah swasta di Singapura, dengan penjurusan seperti komersial, TI, senirupa dan bahasa. Private Education Institutions (PEI/Lembaga Pendidikan Swasta) ini menawarkan berbagai program studi yang banyak dicari oleh siswa lokal maupun internasional. PEI menawarkan berbagai program studi di tingkat sertifikat, diploma, sarjana (bachelor) maupun pascasarjana (postgraduate). Melalui kemitraan dengan berbagai universitas internasional yang populer dari AS, Inggris, Australia dll, PEI menawarkan kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan sertifikasi internasional dalam lingkungan yang aman dan terjangkau. Masing-masing PEI memiliki kegiatan penerimaan/pendaftaran siswanya sendiri, dan bagi siswa yang tertarik silakan langsung menghubungi sekolah yang diminati. Saat memilih PEI, pastikanlah bahwa sekolah tersebut telah memenuhi harapan Anda dalam hal:
Untuk memastikan bahwa PEI di Singapura dapat menjaga kepentingan dan kesejahteraan siswa melalui standar peraturan yang berkualitas tinggi dan praktik usaha yang baik, telah dibentuk Council for Private Education (CPE/Dewan Pendidikan Swasta), sebuah dewan resmi di bawah Departemen Pendidikan Singapura untuk mengatur semua masalah yang berkaitan dengan sektor pendidikan swasta di Singapura. Semua lembaga pendidikan swasta yang menerima siswa internasional harus mendapat sertifikasi EduTrust.
|
EduTrust
Skema sertifikasi EduTrust merupakan skema sertifikasi sukarela yang diselenggarakan oleh Council for Private Education, bagi para lembaga pendidikan swasta di Singapura.
Meskipun skema sertifikasi EduTrust ini bersifat sukarela, namun merupakan prasyarat bagi lembaga pendidikan swasta yang menerima siswa internasional agar dapat mengeluarkan Student Pass, sesuai peraturan dari Immigration and Checkpoints Authority (ICA/Otorita Imigrasi dan Pemeriksaan Tempat Masuk).
Skema ini memberi jalan bagi lembaga pendidikan swasta yang lebih baik untuk membedakan diri karena telah mencapai standar yang lebih tinggi dalam bidang-bidang utama pengelolaan dan pengawasan layanan pendidikan.
Sekolah sistem luar negeri / Sekolah Internasional
Sekolah sistem luar negeri atau Sekolah Internasional menawarkan kesempatan kepada anda untuk mengikuti pendidikan yang mirip dengan negara asal anda. Terdaftar pada Menteri Pendidikan, mengikuti aturan dan kurikulum yang identik dengan negara asal anda.
Singapura memiliki sejumlah sekolah internasional yang memberikan ijin masuk untuk para siswa asing dan penduduk setempat. Beberapa sekolah internasional menentukan persyaratan minimum pada saat melakukan pendaftaran, seperti kemampuan bahasa atau kewarganegaraan. Kriteria tiap sekolah berbeda.
Biaya pertahun biasanya mencapai S$4,600 sampai S$14,000 untuk tingkat yang lebih rendah dan S$6,000 sampai S$18,000 untuk tingkat yang lebih tinggi. Tahun ajaran sekolah dan semester juga berbeda pada setiap sekolah.
Dua sekolah top di Singapura, Anglo-Chinese School (ACS) dan Hwa Chong Institution telah meraih status sekolah swasta, dengan penerimaan murid pertama pada bulan Januari 2005.
Didirikan di bawah badan ACS International dan Hwa Chong International, kedua sekolah akan menawarkan pendidikan sekolah menengah dan selepas sekolah menengah. ACS International akan menawarkan GCSE internasional dan Program Internasional Baccalaureate Diploma, sementara Hwa Chong International akan menawarkan program sekolah menengah dan pra-universitas dengan sertifikat tanda tamat belajar GCE A Level.
Departemen Pendidikan Singapura (Ministry of Education) tampaknya lebih banyak bekerja dan memberi perhatian besar pada pengembangan pendidikan ketimbang memanfaatkan pendidikan sebagai sumber rezeki bagi oknum atau pegawai-pegawai departemen itu.
Dari sekolah dasar hingga universitas, misalnya, siswa sudah dipantau dan diarahkan untuk mendapatkan pendidikan yang cocok untuknya.Jadi, tidak semua warga layak atau bebas masuk universitas di Singapura.Bagi mereka yang tidak layak masuk universitas di Singapura, memang bebas memilih kuliah di luar negeri sesuai dengan kemampuan orangtua, tetapi tidak bebas masuk universitas di Singapura jika tidak melewati tes tertentu.
Dosen-dosen dan guru di Singapura juga tidak kalah profesionalnya.Dengan gaji yang tergolong memadai, orang- orang terangsang menjadi guru.Tidak semua guru berasal dari Singapura sendiri.
Dosen-dosen di NTU, misalnya, tidak sedikit yang menjadi orang-orang hebat di negara asalnya dan kemudian direkrut menjadi dosen di Singapura.Masalahnya, Singapura berniat menjadikan dirinya sebagai pusat pendidikan berkelas internasional, setelah berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat pelayanan kesehatan terbagus di Asia Tenggara.
Kegiatan di universitas dan di sekolah-sekolah bukan sebatas acara belajar-mengajar rutin di ruang-ruang kelas.Hampir setiap bulan tampil pembicara tamu berkaliber internasional membawakan topik-topik baru yang ditemukan di dunia.
Pemerintah Singapura tidak segan-segan mendatangkan, misalnya, Michael Porter, Philip Kottler, ahli manajemen terkenal di dunia, serta dosen-dosen kaliber internasional yang memang mahal tarifnya tetapi Singapura tidak pelit soal itu.
Jadi, selain mendapatkan ilmu, mahasiswa juga diberi pencerahan dengan menghadiri seminar-seminar gratis tetapi sangat berkualitas.Jangan bayangkan presentasi mereka seperti guru-guru atau dosen-dosen yang direkrut begitu saja untuk jadi pengajar P4 yang membuat ngantuk di negara kita pada zaman Orde Baru.
Gilanya lagi, sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan di Singapura tidak berhenti melirik perkembangan pendidikan di negara lain. Maka, muncullah misalnya aliansi antara sekolah bisnis di NTU dan Sloan School of Management di Massachusetts Institute of Technology.
Aliansi seperti itu dibiarkan dirangsang sendiri oleh masing-masing fakultas.Universitas hanya memberi persetujuan.Otonomi masing-masing fakultas dibuat sedemikian tinggi dan dibiarkan mampu memikirkan pengembangan diri sendiri.Soal pendanaan, tampaknya tidak menjadi masalah.NTU, misalnya, sudah memiliki endowment fund dari pemerintah sebesar 200 juta dollar Singapura.
Maka, tidak heran jika NTU, NUS, dan Singapore Management University dengan mudah membangun aliansi dengan Harvard University, Wharton School, dan universitas kelas satu lainnya di AS. Kerja sama internasional pendidikan juga dilakukan dengan banyak negara. Namun, kemajuan pendidikan di AS membuat Singapura lebih berkiblat ke AS.
Mahasiswa di Singapura sering kali mendapatkan kesempatan untuk melakukan studi tur dengan menjelajah dunia.Bagi mahasiswa yang mampu dibiarkan membayar sendiri, tetapi dengan subsidi universitas.Namun, bagi yang tidak mampu tersedia beasiswa yang memungkinkan mereka tinggal di hotel, seperti JW Marriott.Bayangkan, misalnya, selama satu setengah bulan mahasiswa pascasarjana di Nanyang MBA Fellowship Programme tinggal di apartemen yang dikelola JW Marriott di Boston.
Jadi, persoalan bukanlah pada fasilitas dan beasiswa.Mahasiswa tinggal menyediakan waktu dan niat untuk belajar tekun tanpa harus diganggu oleh ketiadaan biaya.Bukan hanya itu, Pemerintah Singapura tidak saja bersedia mendidik warganya, tetapi juga bersedia merekrut calon-calon siswa dan mahasiswa dari negara tetangga dan dengan beasiswa serta tawaran kesempatan kerja di Singapura.Karena itu, tidak heran jika ada warga melayu dari Padang hingga Klaten belajar di Singapura dengan bantuan, termasuk ongkos pesawat pergi pulang saat liburan.
Singapura sadar akan potensi kekurangan tenaga kerja. Niat Singapura untuk menawarkan beasiswa bukan sekadar menjadikan mereka sebagai tenaga di Singapura suatu saat.Bagi mahasiswa yang kembali bekerja di negara asalnya, setidaknya diharapkan bisa menjadi orang yang kenal dan sayang dengan Singapura dan bisa menjadi jaringan Singapura di kemudian hari.
Bukan itu saja, dengan mengundang mahasiswa dari luar, Pemerintah Singapura otomatis membuat warganya terbiasa bergaul secara internasional ketika masih berada di sekolah.Itu sesuai dengan posisi Singapura sebagai hub regional sehingga warganya tidak menjadi seperti katak di bawah tempurung.Bicara soal silabus dan kurikulum, departemen pendidikan di Singapura setiap kali bekerja untuk melakukan evaluasi.Setiap perkembangan baru selalu disisipkan pada silabus baru.
Jadi, itulah pendidikan di Singapura, bukan sekadar menyediakan sarana dan prasarana yang baik, tetapi terus melakukan up-dating dari tahun ke tahun.Itu semua dilakukan sebagai pengejawantahan visi dan misi pendidikan di Singapura.
Bukan itu saja, iklim persaingan di antara keluarga dan komunitas di Singapura menjadi salah satu kunci rahasia sukses pendidikan di Singapura. Bayangkan, orangtua, rekan, pasangan, atau pacar seperti “memaksa” siswa dan mahasiswa untuk menjadi juara satu atau tidak sama sekali. Hanya ada satu orang juara satu. Akan tetapi, dengan prinsip itu, semua orang berlomba mendapatkan nilai terbaik dan tidak jarang sejumlah besar mahasiswa sama-sama memiliki nilai A semuanya.
Apa sih kurangnya pendidikan di Singapura? Tidak ada jika dibandingkan dengan pendidikan di Indonesia, misalnya.Yang mungkin masih kurang adalah keberanian siswa dan mahasiswa berbicara di ruang kelas dan mempertanyakan kebenaran sistem dari negara yang tidak begitu bebas.Mahasiswa Singapura tidak begitu cerewet di kelas seperti masyarakatnya.Inilah yang disadari oleh PM Lee Hsien Loong (BG Lee).Kebebasan berekspresi secara nasional ala Singapura ternyata berdampak di kelas-kelas.Maka itu, kini BG Lee menawarkan paradigma baru, yakni kebebasan bicara.
Soalnya, aneh memang jika di kelas pun mahasiswa harus ramah dan menurut. Bukankah pendidikan bermaksud mencari kebenaran atas yang salah, termasuk kediktatoran ala Singapura yang dimulai oleh mantan PM Lee Kuan Yew, yang melarang oposisi berkoak-koak?
Soal Latihan SPLDV
Soal No. 1 Diberikan dua persamaan linier 2x + y = 12 dan x − y = 3 . Tentukan nilai x dan nilai y dengan menggunakan metode eliminasi! Pem...